Tanaman purun (borneorthnic.com) |
PURUN adalah gulma lahan gambut dengan berbagai manfaat. Berdasarkan hasil penelitian, purun dapat digunakan sebagai bahan kerajinan karena sifatnya yang awet dengan kandungan lignin sebanyak 26.4% dan selulosa 32.62%. Beberapa daerah penghasil anyaman purun adalah Desa Sungai Kali, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Keamatan Anjir Serapat, Kabupaten Kapuas, dan Kampung Purun di kota Banjarbaru.
Nah, jika jalan-jalan ke pertokoan cinderamata di berbagai daerah, khususnya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Anda akan banyak melihat hasil kerajinan anyaman purun. Saat ini, kerajinan purun mulai kembali menggeliat seiring meningkatnya tren “back to nature”.
Selama ini, banyak yang menganggap, purun hanya sebagai gulma yang keberadaannnya sering mengganggu tanaman pertanian. Purun sebenarnya termasuk sejenis rumput teki-tekian (family Cyperaceae). Purun memiliki batang lurus berongga dan tidak berdaun. Terdapat beberapa jenis purun, antara lain purun tikus (Eleocharis dulcis), purun danau (Lepironia articulata Retz.) dan purun bajang. Jenis ini banyak dijumpai di wilayah rawa tergenang, di tepi sungai, gambut dangkal dan tanah masam.
Berdasarkan laporan laman Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu (28/3/2018), masyarakat di lahan gambut Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan telah menggunakan purun sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan. Produk yang dihasilkan antara lain tikar, topi, keranjang, tas, bakul, dan lain-lain. Dibandingkan purun tikus, purun danau paling banyak digunakan sebagai bahan baku anyaman karena lebih kuat dan tidak mudah putus.
Dengan adanya inisiatif dari masyarakat dan dukungan pemerintah setempat, pemanfaatan purun untuk kerajinan terus berkembang. Produk-produk yang dihasilkan sekarang lebih indah, kaya warna, banyak variasi model dan ukuran, dan harga yang lebih bersaing. Bahkan produksi kerajinan di Kampung Purun, Kota Banjarbaru, sudah mulai menarik perhatian pecinta produk kreatif untuk berkunjung. Kerajinan purun yang dinilai ecofriendly juga telah mulai dilirik wisatawan mancanegara dan bahkan ekspor akan produk ini terus meningkat tiap tahunnya.
Selain bermanfaat secara langsung, purun juga memiliki berbagai manfaat ekologis antara lain sebagai penyerap limbah beracun, pupuk organik, perangkap hama padi dan juga biofilter. Purun juga termasuk jenis asli lahan rawa gambut, sehingga dengan adanya budidaya jenis ini mampu memelihara kondisi asli dari hutan rawa gambut. Kondisi lahan gambut yang terjaga akan mampu menjalankan fungsi hidrologis gambut tetap terjaga sehingga kelestarian floram fauna, juga mikroba yang ada di habitat tersebut juga lestari.
Sumber.