Daun bungkus (Foto: Ardilamadi) |
HAMPIR setiap daerah di Indonesia memang memiliki cara masing-masing dalam mengatasi permasalahan dalam bercinta, termasuk yang sering dialami oleh kaum pria. Penggunaan obat tradisional memang masih terdengar asing di telinga, lalu bagaimana dengan tanaman herbal?
Ya, masyarakat Papua memiliki daun bungkus yang ampuh mencegah ejakulasi dini dan dipercaya bisa memperbesar ukuran Mr P. Daun bungkus adalah daun yang sering digunakan dalam pembuatan berbagai macam obat dan ramuan tradisional. Namun, tanaman herbal ini hanya dapat ditemukan di daerah Papua.
Meski hanya berupa tumbuhan berdaun perdu, khasiat daun bungkus ternyata dipercaya ampuh dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan vitalitas pria. Obat tradisional ini bahkan telah digunakan oleh masyarakat Papua sejak zaman dahulu. Kini, berbagai negara di dunia sudah mulai tertarik untuk mengimpor daun bungkus dari Tanah Papua.
Daun bungkus memiliki berbagai macam manfaat dan khasiat alami untuk mengatasi berbagai macam gangguan penyakit. Terdapat 5 manfaat, diantaranya, yakni penambah stamina bagi kaum pria, meningkatkan aliran darah di sekitar organ intim pria, membesarkan dan memperpanjang Mr.P, mengobati dan mencegah gangguan penyakit ejakulasi dini, dan mengatasi berbagai masalah kesuburan pada pria, seperti memperbaiki kualitas produksi sperma.
Bentuk daun bungkus mirip daun sirih. Reaksi yang diberikan dari daun bungkus ini terbilang cepat. Konon, ada sensasi gatal dan panas yang dirasakan.
Ada dua cara menggunakannya. Pertama, daun dikerik bagian atasnya, kemudian diolesi minyak kelapa dan dibungkuskan ke Mr P. Cara yang kedua adalah dibuat semacam ramuan. Beberapa helai daun ditumbuk dan dicampur air kemudian dioleskan.
Meski efeknya instan, terapi daun bungkus tidak bisa dilakukan hanya sekali saja untuk mendapatkan perubahan ukuran penis yang diinginkan. Beberapa penjual ramuan daun bungkus yang banyak menawarkan dagangannya via online memberikan tips, untuk tahap awal terapi dilakukan secara berkala. Setiap 2 hari, dan tidak perlu tiap hari.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dan permanen, terapi ini harus dilakukan dalam beberapa kali. Hasil pada tiap orang bergantung kondisi mereka masing-masing. Jika sudah mendapatkan hasil yang diinginkan, menurut beberapa orang, terapi daun bungkus cukup dilakukan dalam beberapa bulan sekali.
Meski demikian, sejauh ini, belum ada yang menelitinya secara ilmiah. Kalangan medis memang belum melakukan penelitian khusus. Namun sejumlah kalangan meyakini terapi ini aman karena tidak melibatkan bahan-bahan kimia.
Sumber.