Menteri Siti Nurbaya dan MUI |
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan jajaran Kementerian LHK kembali melanjutkan silaturahmi dan diskusi dengan Ormas keagamaan membahas program kementeriannya, antara lain program kehutanan sosial untuk membangkitkan ekonomi masyarakat.
Setelah sebelumnya mendatangi Kantor PBNU dan Kantor Muhammadiyah serta berdiskusi dengan para pimpinan Ormas Islam terbesar di Tanah Air itu, kemarin, Menteri LHK dan jajarannya, kemarin, mendatangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diskusi dengan para pimpinan MUI dan ulama.
Langkah ini juga akan dilanjutkan dengan PGI dan Ormas lain.
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin sebagai tokoh utama dalam diskusi tersebut menyambut gembira langkah yang ditempuh Menteri Siti Nurbaya ini.
Dalam silaturahmi dan diskusi, Rabu (10/1) terdapat kesamaan pandangan antara Kementerian LHK dengan MUI dalam beberapa topik yang diangkat, antara lain terkait program perhutanan sosial yang diharapkan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga keragaman hayati.
Menteri Siti Nurbaya mengatakan, selama ini konsesi pengelolaan hutan jauh lebih banyak yang diberikan kepada konglomerasi daripada kepada rakyat, bahkan hingga 96 persen dipegang oleh korporasi raksasa, sisanya hanya 4 persen yang dikelola rakyat.
“Ini yang mau dibalik oleh pemerintah sekarang, dengan rakyat yang mendapat prioritas utama, sehingga aroma keadilan akan lebih terasa. Ada 12.7 juta hektar lahan yang akan dibagikan bertahap untuk dikelola oleh masyarakat,”ujar Siti.
Dalam konteks masalah ini, menurut Menteri Siti, Ormas seperti MUI, NU, Muhammadiyah akan berperan penting menjaga supaya redistribusi konsesi hutan ini tidak jatuh ke tangan oknum.
Topik lain yang didiskusikan dengan hangat antara lain terkait masalah isu lingkungan, sampah, keragaman hayati.
Ketua MUI KH Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa Islam adalah ajaran yang sangat memperhatikan masalah kebersihan, sehingga mereka pun juga ingin mendorong supaya ajakan tentang cinta lingkungan, bersih dari sampah, menjadi materi Khutbah yang wajib disampaikan di masjid dan pesantren.
“Bahkan MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang larangan berburu satwa langka,” katanya.
Dalam pertemuan itu juga, KH Ma’ruf Amin memberikan buku yang disusun MUI tentang Eco-Masjid, yaitu bagaimana teknik pengelolaan masjid yang ramah lingkungan, baik dari pengelolaan air, penggunaan energi, dan pengolahan sampah.
KH Ma'ruf Amin pun mengajak para khotib dan penceramah agar mengangkat topik lingkungan khutbah Jumat dan ceramah keagamaan lainnya.
Begitu juga sebaliknya, Menteri Siti Nurbaya memberikan buku tentang kisah perjuangan bagaimana kebakaran hutan yang begitu massif di tahun 2015 bisa ditekan secara signifikan di tahun-tahun selanjutnya.
Diskusi berjalan hangat dan penuh antusiasme dari kedua pihak, dan dari pertemuan ini akan dilanjutkan dengan membentuk tim bersama untuk membahas isu terkait perhutanan sosial, redistribusi lahan, sampah, supaya issue ini bisa dibahas secara berkelanjutan, tidak hanya di silaturahmi ini. Dan untuk itu tengah dipersiapkan MoU antara Kementerian LHK dan MUI, sehingga diharapkan kerja sama bisa semakin memberi maslahat bagi ummat.
Menteri Siti Nurbaya berharap, sinergi seperti ini bisa terus berlanjut, dan sinergi pemerintah/umaro-ulama mampu menjadi katalis bagi semakin majunya ekonomi bangsa dalam kerangka masyarakat madani.
Sumber.