Seorang warga melintas di kawasan hutan mangrove Angke Kapuk, Jakarta Utara. (Foto: dok. Republika) |
Sebanyak 53 wisatawan mancanegara menginjungi objek wisata hutan mangrove Desa Sriminosari, Kabupaten Lampung Timur, provinsi Lampung. Angka itu terhitung sejak Oktober.
"Sejak bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018 tercatat 53 turis asing mengunjungi wisata hutan mangrove kita," kata Darmanto pengelola wisata hutan Mangrove ditemui di Desa Sriminosari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur, Selasa (23/1).
Ia menyebutkan, turis asing itu tertarik pada keindahan alam hutan mangrove untuk melihat satwa burung di dalam hutan bakau. Menurut dia, wisatawan mancanegara tersebut mengetahui wisata hutan mangrove dari pemandu wisata, media dan media sosial.
Darmanto menyebutkan turis asing itu di antaranya dari negara Australia, Myanmar, India, Ukraina, dan sejumlah negara lainya.
Ketua Koperasi Nelayan Rukun Sido Makmur itu juga menyebutkan jumlah pengunjung wisatawan lokal yang berkunjung ke wisata hutan mangrove yang dikelola koperasinya juga cukup banyak.
Tercatat pada Agustus 2017 sebanyak 3.841 orang, September (8.255), Oktober (4.713), November (2.702) dan Desember (6.551).
Sementara, sejak 1 hingga 10 Januari 2018 sudah mencapai 5.766 wisatawan.
Wisata hutan mangrove Desa Sriminosari ini dibangun Agustus 2017. Saat berkunjung ke objek wisata hutan mangrove ini.
Selain itu jugadapat menikmati suasana alami di dalam hutan mangrove yang tenang, sejuk, dengan pemandangan yang asri, pengunjung juga bisa menyaksikan ratusan ikan glodok atau ikan blodok di atas lumpur di antara sela-sela batang pohon mangrove.
Dari atas terdapat rute traking sepanjang 900 meter melalui batang pohon bambu di atas tanah berlumpur menembus hutan mangrove menuju pantai di pesisir Kabupaten Lampung Timur itu juga, pengunjung bisa melihat ikan-ikan glodok berenang dan melompat-lompat di atas tanah berlumpur yang berair.
Terdapat pula satwa burung seperti entok rimba, elang, belibis dan satwa burung lainya.
Sumber.