ANTARA FOTO/Rony Muharrman |
BENCANA kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau hingga kini telah membakar sedikitnya 680,5 hektare (ha) lahan. Kebakaran yang terpantau sejak akhir Januari itu tersebar pada 11 kabupaten dan kota.
"Tim Satgas Darurat Kahutla, baik itu di darat dan udara, masih terus melakukan upaya pemadaman. Sejauh ini, luas lahan yang terbakar belum bertambah," jelas Wakil Komandan Satgas Darurat Karhutla Riau, yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, di Pekanbaru, Senin (26/2).
Edwar menjelaskan, berdasarkan hasil rekapitulasi luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau diketahui yang paling parah terdapat di Meranti dengan luas mencapai 213 ha. Menyusul Indragiri Hulu dengan luas mencapai 121,5 ha, selanjutnya Dumai 109,25 ha, kemudian Bengkalis 95 ha, Pekanbaru dan Pelalawan masing-masing 31 ha, Rokan Hilir 26 ha, Indragiri Hilir 24 ha, Kampar 15,25 ha, Siak 13,5 ha, dan Rokan Hulu seluas 1 ha.
"Pemadaman melalui udara atau water bombing lewat helikopter telah dilakukan sebanyak 329 kali dengan total 956 ribu liter. Saat ini, kekuatan udara didukung empat heli, tiga dari perusahaan dan helikopter TNI AU," jelas Edwar.
Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sukisno, mengatakan, pantauan terakhir satelit terra dan aqua pada Senin (26/2), terdeteksi sebanyak 3 titik panas di Riau. Tiga titik panas itu terdapat di Siak 2 titik, dan Bengkalis 1.
"Adapun kondisi cuaca di Riau pada umumnya cerah berawan dengan suhu berkisar 23 hingga 32 derajat Celsius," paparnya.
Sumber.